Rabu, 02 April 2008

Semogaku

Rembulan di langit hatiku tertidur lelap

Aku risih dengan secercah cahaya darinya

Semogaku, redupnya cahaya itu

bukan sebab dan bagiku

Tapi, jikapun ya,

Mungkin tak mengapa.

Karena tak selamanya awan bergumpal kelabu,

atau kabut selalu mendung mengisyaratkan hujan

Semogaku bukan mencari cahaya penghias langit itu

Tapi membentuknya

Karena selama aku percaya

dengan apa yang kulakukan

Aku belum kalah



Risih

Hati meradang

Kaki melingkar

Wajah menekur tanpa kata

Tanpa nafas jiwa yang sejukkan raga

Karenanya aku risih tanpa makna

Tidak ada komentar: